Bioskop Kehidupan
Seorang dusun berkunjung ke kota besar untuk pertama kali
dalam hidupnya. Ia kagum mlihat berbagai keajaiban kota. Timbul keingginan
untuk membeli sesuatu agar dapat dibawa pulang ke desa. Kebanyakan barang yang
ia lihat membutuhkan koneksi listrik padahal di desanya belum ada aliran
listrik. Ia gembira waktu menemukan lampu senter. Segera dibelinya lampu senter
itu. Setiap kali menekan tombol lampu, ia terpesona melihat cahaya terang yang
dipancarkannya.
Ia melanjutkan perjalanan dan melihat orang-orang berbaris
dalam antrian.
Ia diberitahu bahwa mereka sedang menunggu untuk masuk ke
dalam gedung bioskop.
Ia tidak pernah tahu apa bioskop itu, tapi memutuskan untuk
masuk dalam antrian. Ia membeli tiket dan segera dianter ke ruangan gelap. Tak
lama kemudia film diputar. Ia kagum melihat keindahan gambar dan berbagai
action yang dipertontonkan dalam film itu.
Tiba-tiba ia teringat lampu senter di kantongnya. “ Akan
kusorot gambar itu agar aku dapat melihat lebih jelas, “ pikirnya. Ia lalu
mengeluarkan lampu senter dan menyorotkannya langsung ke layar. Alangkah
kagetnya ia melihat gambar itu menjadi kabur.
Dari berbagai sudut orang mulai berteriak memerintahkan agar
ia mematikan lampu senter.
“ Tapi aku
hanya ingin melihatnya lebih jelas,” katanya kepada orang yang duduk di
sebelahnya.
“ Tidakkah kau mengerti , gambar itu hanya bisa dilihat
dalam kegelapan,” jelas orang yang diajaknya bicara.
***
Gedung bioskop seperti bioskop kehidupan kita. Banyak
kenikmatan dan nilai-nilai dipandang tinggi oleh manuasia lalu diburu karena
mereka melihat dalam kegelapan spiritual. Bila kita membawa cahaya ruhani ke
dalam kehidupan kita, kesenangan dan nilai-nilai itu akan memudar, karena semua
itu hanyalah bayangan dan bersifat sementara.
(
Author Unknown )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar